Sumut.KabarDaerah.com Puluhan pengunjuk rasa dari Jaringan Masyarakat Mandiri (JMM) Sumatera Utara menolak predikat akreditasi internasional kepada Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik, karena pelayanan RSUP H Adam Malik masih jauh dari kata baik.
Saat orasi di depan JW Marriot, Jalan Putri Hijau, Medan, Senin (7/1/2019) pengunjuk rasa membentangkan dua spanduk yang berisi tentang pemberitaan kinerja RSUP H Adam Malik.
Di antaranya, awalnya cuma check up, ini kronologi bayi Jessica wafat diduga korban malpraktik RS Adam Malik. Kemudian, pasien terlantar jadi viral, kepala pelayanan RS Adam Malik minta maaf.
Untuk menyandang predikat akreditasi internasional, RSUP H Adam Malik terlebih dahulu akan mendapat penilaian layak atau tidak dari tim Joint Commission International (JCI).
“Kami menilai RSUP H Adam Malik belum layak mendapatkan status akreditasi internasional dari JCI. Sebab, diduga masih buruknya pelayanan, ketidaksiapan dan diduga masih marak korupsi dan mark up,” kata Ketua Umun JMM Sumut Fahrul Rozi Harahap.
Diketahui, tim JCI saat ini dikabarkan sedang berada di Medan dan menginap di JW Marriot.Kedatangan tim JCI yang berasal dari Amerika Serikat untuk melakukan penilaian kedua kalinya terhadap RSUP H Adam Malik setelah sebelumnya diberikan kesempatan untuk melengkapi beberapa persyaratan.
“Kami berharap, tim JCI jangan hanya melihat gedung mewah RSUP H Adam Malik, tapi lihatlah pelayanan yang diberikan kepada masyarakat,” ujarnya.
Usai berunjuk rasa, Fahrul mengatakan, aksi mereka murni untuk kemanusian melihat betapa mirisnya pelayanan yang diberikan RSUP H Adam Malik. Apalagi, rumah sakit berplat merah ini menjadi kandidat akreditasi internasional.
“Pernyataan kami bukan tanpa alasan. Kita ketahui, banyaknya pelayanan-pelayanan yang tidak siap dari RSUP H Adam Malik. Contoh, kasus bayi Jessica yang awalnya cuma check up, berujung kematian. Kemudian, pasien kurang mampu, tapi ditegur atau diduga diminta biaya oleh oknum dokter,” katanya.
JCI merupakan tim penilai dari luar negeri yang sudah terbentuk 50 tahun lamanya. Tugasnya, yakni mengevaluasi dan mendedikasikan diri dalam peningkatan kualitas dan keselamatan kesehatan.
Dari ribuan rumah sakit di Indonesia, baru beberapa rumah sakit yang berhasil mendapatkan akreditasi dari JCI. Salah satunya Rumah Sakit Premier Bintaro mendapatkan akreditasi JCI pada 15 Januari 2011 lalu dan merupakan rumah sakit pertama di Indonesia yang menggunakan standar terbaru edisi 4 pada tahun 2011.
“Tadinya kami ingin memberikan bentuk laporan berupa bukti-bukti ke JCI bahwa RSUP H Adam Malik tidak layak mendapat akreditasi internasional. Alasannya bukan hanya pada pelayanan, tapi kami juga menduga juga manajemen keuangan yang bobrok,” tandas Fahrul. (As)
Discussion about this post