Sumut.KabarDaerah.com Bertempat di Hotel Madani Medan Sabtu 5/9/2020 digelar acara bertajuk Pilkada Medan; Antara Aspirasi Umat dan Realitas Politik Kekinian yang dilaksanakan oleh Al Maidah (AMAN) 51 Pergerakan Center, Ikatan Dai Indonesia (IKASI) Kota Medan, Forum Silaturahmi (Fosil) BKM Kota Medan, Emil Semar, JPRMI Sumut dan KAUMI Sumut. Pada kesempatan tersebut Plt Wali Kota Medan Ir Akhyar Nasution menegaskan, dirinya berkomitmen siap melakukan pertemuan rutin dengan elemen umat sekaligus bersinergi dalam rangka mewujudkan Kota Medan yang religius berkarakter.
“Pertemuan rutin dengan semua elemen umat merupakan hal yang sangat penting. Banyak masukan dan kritik yang diperoleh. Semuanya masukan dan kritikan tersebut dalam rangka untuk mewujudkan Kota Medan yang religius dan berkarakter,” ujar Akhyar Nasution, Sabtu (5/9) saat menghadiri acara Temu Tokoh dan Ulama di Hotel Madani Medan. Acara yang bertajuk Pilkada Medan; Antara Aspirasi Umat dan Realitas Politik Kekinian itu dilaksanakan oleh Al Maidah (AMAN) 51 Pergerakan Center, Ikatan Dai Indonesia (IKASI) Kota Medan, Forum Silaturahmi (Fosil) BKM Kota Medan, Emil Semar, JPRMI Sumut dan KAUMI Sumut.
Hadir dalam acara tersebut, Ketua Umum Forum Umat Islam (FUI) Sumut Ustadz Indra Suheri, Imam Daerah Front Pembela Islam (FPI) Sumut Ustadz Abu Fajar, Wakil PD Muhammadiyah Kota Medan Ustadz, mewakili MUI Medan Ustadz Legimin, Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Sumut Drs H Aidan Nazwir Panggabean, Ketua BKM Amal Silaturrahim Indra Syafii, para alumni 212 Sumut dan eksponen #2019GantiPresiden.
Akhyar mengakui, menghadiri acara yang mayoritas dihadiri oleh para pendukung alumni 212 dan alumni #2019gantipresiden tentu akan banyak kritikan yang disampaikan teman-teman dan semua kritikan dan masukan tersebut akan ditindaklanjuti ke depannya untuk menjadi yang lebih baik lagi.“Salah satu contohnya soal rencana pembangunan Islamic Center di kawasan Medan Utara. Saya mengajak elemen umat Islam harus ikut mengawasi pembangunan gedung Islamic Center agar sesuai dengan fungsi dan tujuan seperti yang diharapkan,” sebut Akhyar.
Dalam komitmen lainnya, Akhyar juga akan memperjuangkan penyelamatan masjid – masjid dari pemindahan/ penggeseran/ penggusuran serta memfasilitasi / membantu proses sertifikasi masjid/tanah wakaf sebagai upaya penyelamatan aset-aset umat. Menjadikan koalisi umat sebagai mitra strategis dalam pembangunan Kota Medan ke depan, meningkatkan perhatian dan meningkatkan tunjangan kepada para bilal, marbot masjid serta para dai dan guru serta panti asuhan sebagai bagian dari upaya menjadikan Kota Medan religius dan berkarakter. Juga melakukan pembelaan kepada Islam dan para ulama.Membangun gedung Islamic Center di Medan Utara serta melakukan peningkatan pembangunan ekonomi kerakyatan dalam rangka pemerataan pembangunan di kawasan Medan Utara. Selain itu, tambah Akhyar, dirinya tetap menerima kritik-kritik tajam karena dirinya perlu banyak diingatkan dan belajar dari semua teman-teman yang hadir dalam Temu Tokoh dan Ulama tersebut.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Temu Tokoh dan Ulama Ahmad Daud menyebutkan bahwa acara tersebut tidak diarahkan untuk mendukung Akhyar Nasution sebagai pasangan calon wali kota pada Pilkada Kota Medan 2020 namun lebih diarahkan membahas kriteria dan taushiyah tentang Pilkada dari MUI Kota Medan dan komitmen keumatan pimpinan Kota Medan. Dimana juga yang hadir adalah mayoritas para pendukung 212 dan alumni #2019gantipresiden, tokoh-tokoh pergerakan yang kritis sehingga tanpa settingan meluncurlah harapan, koreksi, kritik pedas yang ditujukan kepada sosok Akhyar Nasution.“Kritikan-kritikan tersebut mulai masalah masjid yang terancam digusur hingga masalah panti asuhan,” jelas Ahmad Daud.
Meski Akhyar berada di kandang Singa para tokoh pergerakan itu, tambah Daud, ternyata Akhyar tidak reaktif. Akhyar merespon berbagai pertanyaan, kritikan pedas dan jawaban dari para tokoh pergerakan. Bahkan, Akhyar berkomitmen keumatan dan bersedia juga melakukan pertemuan rutin dengan elemen umat Islam untuk bersinergi untuk mewujudkan medan yang religius dan berkarakter.“Akhyar punya kemauan, keberanian dan kemampuan untuk mendengar para pihak yang belum memutuskan dukungan 100 % untuknya,” ujar Daud yang juga alumni 212/Korlap Deklarasi #2019gantipresiden Sumatera Utara ini.
Daud menambahkan, kehadiran Akhyar dalam pertemuan tersebut merupakan suatu keberanian tersendiri, sebab, biasanya calon wali kota hanya mau menghadiri pertemuan orang – orang yang pasti mendukungnya.“Akhyar justru melakukan sebaliknya. Beliau bersedia menghadiri pertemuan yang sudah pasti akan “menyerangnya” di forum pertemuan. Ternyata juga tidak reaktif dengan kritik – kritik pedas itu , bahkan beliau menyampaikan beliau perlu banyak diingatkan dan belajar dari teman-teman yang hadir,” tutur Daud seraya mengingat bahwa dari sosok Akhyar kita mendapat ibroh bahwa jika masih ada perbedaan pendapat bukan berarti harus tidak bertemu, tidak menyapa dan memisah jarak. Tapi yang harus dilakukan adalah kita boleh saja berbeda gagasan tapi jangan saling tidak bersalaman.(As)