Sumut.Kabardaerah.com Korwil PMPHI Sumut Gandi Parapat mengakui, salah satu meningkatkan wisata di Danau Toba adalah dengan mengadakan Festival Danau Toba (FDT) yang sudah diaminkan oleh pemerintah Pusat dan Daerah. Namun jika Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Ramayadi membuat pernyataan akan menghapus tentu seperti petir di siang bolong.
“Pernyataan-pernyataan atau manuver Gubsu Edy Ramayadi selama ini apakah karena kebodohan?, keangkuhan atau memang sengaja membuat gaduh. Jadi dalam hal ini, saya berharap, kita anggap Gubsu radio yang rusak-rusak, para Bupati khususnya yg dikawasan Danau Toba bekerja untuk kepentingan rakyat,” ungkap Gandi Parapat menjawab Geosiar.com di Medan, Senin (20/01/2020).
Lebih jauh kata Gandi, daripada berpolemik membuat sakit kuping mendengar dan membaca manuver Gubsu, lebih bagus singkirkan, caranya jangan diperdulikan, anggap saja radio rusak sebagaimana pemerintah pusat menganggap orang batak yang meminta pemekaran provinsi Sumut.
Dia menilai, pernyataan Ketua DPRD Sumut yang menolak keras keinginan pribadi Gubsu Edy Ramayadi meniadakan atau mengganti FDT adalah suatu sikap yang konsisten membangun Sumut.
“Saya mengamati kinerja Edy Gubsu seperti dendam ke kelompok tertentu dan hal ini kami lihat yang paling menonjol dalam pengangkatan pejabat-pejabat di Sumut Eselon II, III, dan IV. Jangan-jangan ada niatnya mau mengganti Provinsi Sumatera Utara. Coba lihat setiap dinas atau badan pasti ada pejabat dari salah satu marga, mungkin itu favorit Gubsu,” tegas Gandi.
Menurut Gandi, manuver atau pernyataa- pernyataan bodoh yang dilontarkan Gubsu, mungkin dikarenakan sumber daya manusia (SDM) dan moral yang ada disekitarnya.“Bisa saja karena prinsip anak buah, Asal Bapak senang (ABS) yang takut dimarahi, seseorang yang berpikir sehat harus siap dimarahi atasan asal jangan karena kebodohan,” tegas Gandi. (As)