Sumut.KabarDaerah.com Korwil PMPHI Sumatera Utara (Sumut) Drs. Gandi Parapat mengatakan, keterbukaan Jokowi dalam memberikan dukungan kepada anak dan menantunya menjadi bakal calon Wali Kota Solo dan Medan, menunjukkan kesempurnaan untuk memajukan keluarga.
“Sempurnalah tanggung jawab keluarga itu, ya memang harus memajukan keluarga. Andaikan cucu sudah umur dewasa tidak salah menjadi Gubernur karena tidak ada Undang-undang yang dilanggar. Kalau ada yang menyalahkan hal itu biarkan saja, dari Presiden terdahulu hanya Jokowi lah yang lebih hebat berpikir untuk masa depan anak, menantu, cucu. Mungkin Soekarno, Soeharto, BJ Habibi, Gus Dur, Megawati, dan SBY punya anak dan menantu, tapi tidak punya kemampuan atau tidak berpikir melanjutkan cita-cita bapaknya atau ibunya,” kata Gandi menjawab pertanyaan wartawan Geosiar.com, di Medan, Senin (16/12/2019).
Kemungkinan, kata Gandi, keluarga Presiden yang lain berpikir kalau pemerintah ini seperti kepanitiaan. “Barangkali mereka berpikir dalam kepanitiaan kalau ‘dia’ sudah ketua panitia tidak mau lagi istrinya menjadi bendahara dan anaknya menjadi seksi konsumsi. Biarlah dari anggota keluarga yang lain, karena kebersamaan. Dalam hal keinginan Presiden Jokowi, kami yakini semua partai yang ada dalam kabinet atau pembantu presiden harus mendukung anak dan menantunya karena mereka takut dipecat atau takut dibilang tidak loyal,” lanjutnya.
Untuk itu, Gandi mengingatkan agar masyarakat dan tokoh masyarakat jeli melihat dan mencermati itu jangan sampai mempermalukan keluarga besar Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia. “Jadi, semua harus memilih itu dan niat para tokoh masyarakat untuk menjadi Wali Kota agar membatalkan karena sia-sia,” tambah Gandi.
Menurut Gandi, Jokowi tinggal memantau saja siapa yang loyal atau partai mana yang tidak mendukung. “Kami melihat pasti semua partai berlomba mendukung dan ini kesempatan baik bagi politisi ataupun tokoh masyarakat untuk berpenampilan mendukung dan pasti akan mendapat jatah, seperti dalam pilpres yang lalu, semua partai pasti punya ilmu untuk mendukungnya,” imbuhnya.
Lebih jauh, Gandi mengilustrasikan dalam bentuk perumpamaan “Jangan Sampai Habis Arang, Besi Tidak Jadi”. Untuk itu, harapnya, para pimpinan partai harus lebih pintar-pintar dalam membaca situasi. “Mereka tidak akan mau lepas dari kekuasaan apalagi dengan kemampuan Jokowi sekarang yang mendunia. Kalaupun ada keinginan Ahyar (Plt Walkot Medan) lebih bagus pilih daerah lain asal jangan bersentuhan dengan menantu Jokowi. Kalau berkeras melawan arus maka akan lambai seperti lagu,” tambahnya.
Di Medan, lanjutnya, memang banyak tokoh masyarakat dan tokoh pendidikan yang diinginkan masyarakat seperti Ahyar, Tifatul Sembiring, Dahnil Simanjuntak, Dr Sahyan Asmara, tapi karena presiden mendukung menantunya, lambat laun sudah banyak yang mundur teratur karena begitu hormat dan takutnya kepada presiden.“Jadi kami memprediksi anak dan menantu presiden tinggal menunggu pelantikan. Semua sudah mendukung itu, hanya alam yang belum bisa kami prediksi apakah mendukung niatan mereka,” pungkasnya. (As)