Sumut.KabarDaerah.com Korwil PMPHI Sumatera Utara (Sumut) Drs. Gandi Parapat mengatakan, keterbukaan Jokowi dalam memberikan dukungan kepada anak dan menantunya menjadi bakal calon Wali Kota Solo dan Medan, bisa menjadi citra buruk bagi Jokowi, karena selama ini Jokowi dinilai sebagai sosok yang bersahaja, tidak haus kekuasaan. Apalagi pada awal kepemimpinannya, Jokowi pernah mengatakan tidak akan melibatkan keluarganya dalam pemerintahan.
”Saya pribadi heran kepada beberapa partai politik yang sudah menutup pendaftaran Balon Walikota, malah membuka kembali waktu pendaftaran untuk memberi kesempatan kepada Menantu Presiden. Menurut saya hal ini menjadi contoh perilaku politik yang tidak sehat. Belum lagi jadi walikota, sudah menabrak etika. Seharusnya konsisten, kalau sudah tidak mendaftar, ya sudah jangan mendaftar lagi. Kasihan Balon lain yang sudah mengikuti mekanisme, menjadi tidak fokus karena diganggu oleh pendaftaran Bobby.
Jangan karena yang bersangkutan adalah seorang menantu Presiden jadwal pendaftaran dibuka kembali dengan melanggar jadwal yang sudah ditentukan.Ini benar benar menunjukkan hegemoni kekuasaan. Dan cenderung menimbulkan *nepotisme gaya baru* ujar Gandi menjawab pertanyaan awak media di Warung Ayam Penyet Jalan Stadion Teladan Medan Jumat 27/12/2019.
Kemungkinan, kata Gandi, lingkaran dekat Jokowi menganggap pemerintah ini bisa diatur karena pimpinan partai politik sebagian besar adalah anggota kabinet Jokowi. Jadi semuanya bisa diatur. Tentu hal ini sangat tidak mendidik dalam kehidupan demokrasi sekarang ini. Bahayanya, bisa terjadi perlawanan dari masyarakat dan akhirnya menantu Presiden takluk dalam Pilkada. Tentu hal ini menjadi citra buruk bagi Jokowi.
Lebih jauh, Gandi mengilustrasikan dalam bentuk perumpamaan “Jangan Sampai Arang habis Besi binasa”. Untuk itu, harapnya, para pimpinan partai harus lebih pintar-pintar dalam membaca situasi. Jangan sampai keputusan politiknya justru memberikan dampak negatif bagi Jokowi. Pertimbangkan baik baik plus minus memberi dukungan kepada anak atau menantu Presiden.
Oleh karena itu Drs Gandi Parapat bermohon kepada Bapak Presiden RI Jokowi untuk membatalkan restunya untuk mencalonkan anaknya Gibran untuk Balon Walikota Solo dan menantunya Bobby Nasution untuk menjadi calon Walikota Medan periode 2020-2024 agar tidak menjadi preseden buruk ditengah tengah masyarakat sehingga terhindar dari stigma politik dinasti dan nepotisme gaya baru. Ini benar2 menjadi pembelajaran politik bagi masyarakat dalam kehidupan demokrasi politik di Indonesia. (Askar)