Sumut.KabarDaerah.com LAHIR dan besar, lalu mengukir banyak prestasi di bidang modelling di Medan, Sumatera Utara, tidak membuat Cut Nabila Azhar atau akrab disapa Nabila lupa dengan budaya Aceh. Bahkan, sehari-hari ia berkomunikasi dalam bahasa Aceh dengan anggota keluarganya.
Terpilih sebagai Dara Utama Kota Medan pada 2009, Puteri Sumatera Utara (2010), dan pada tahun yang sama berhasil menempatkan dirinya sebagai runner up Puteri Indonesia Favorit 2010, membuat Nabila kian terpacu untuk menekuni dunia model.
Dengan prestasi tersebut, ia pun tak sungkan ketika diundang ke Aceh untuk menjadi juri Pemilihan Puteri Perbankan yang digelar di Hotel The Pade, Banda Aceh. Melalui even ini, ia mengaku bisa berbagi pengalaman dan wawasan yang ia dapatkan untuk teman-temannya di Aceh.
Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU) yang lancar berbahasa Aceh dan suka memasak makanan khas Aceh ini, mengaku pertama kali ‘pulang’ ke Aceh ketika ia berusia 16 tahun. Saat ini, cucu dari tokoh pejuang Aceh, almarhum Teuku Muhammad Daud Panglima Muda Setia itu juga akan berziarah ke makam kakek buyutnya di Sabang.
Gadis yang lebih suka berbahasa Aceh jika bicara dengan keluarga dan saudara ini pun sudah menyusun rencana hal-hal apa saja yang bisa ia lakukan untuk memajukan wisata Sabang dan membagi idenya dengan Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kota Sabang. “Sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan untuk memajukan wisata di Sabang. Namun, semua itu tentunya butuh dukungan dari pemerintah dan masyarakat Aceh sendiri,” papar Duta Anti-Narkoba yang sering memberi edutainment di Kota Medan ini.
Selain tertarik dengan dunia model dan kepariwisataan, Nabila yang aktif di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini juga memiliki usaha kuliner yang beromset lumayan. Ia yang pintar memasak masakan Aceh dan suka melahapnya pula ini, merintis bisnis risoles yang pemasarannya hingga ke Malaysia.
“Saat ini bisnis risoles Nabila lancar berjalan. Sering dijadikan oleh-oleh wisatawan, terutama Malaysia. Bisnis-bisnis kecil beromset lumayan seperti ini juga bisa dilakukan remaja di Aceh. Tinggal cara mengemasnya yang rapih dan cantik hingga layak dibawa pulang sebagai oleh-oleh,” pungkas Nabila.(As)