TIDORE,kabardaerah.com – Pekerjaan timbunan tanah yang dilakukan pada tahun 2016 yang lalu, secara perlahan lahan mendapat sorotan masyarakat. Sebab pekerjaan timbunan dengan biaya sebesar Rp 500 Juta di RT 01 RW 01 Kelurahan Ome Kecamatan Tidore Utara dinilai tidak sesuai harapan.Jumat(25/8).
Menurut Stensyah Adam salah satu tokoh pemuda Kelurahan Ome mengatakan “Pekerjaan timbunan, dengan tujuan agar dapat membendung pukulan ombak air laut, yang kerap mencapai badan jalan sehingga sangat menganggu arus transportasi darat.
Hanya saja, setelah diselesaikan pekerjaan yang dimaksud, bukannya mengurangi ancaman ombak, tetapi justru semakin mengganggu. Sebab sampai saat ini, di lokasi tersebut masih juga dipenuhi dengan batu kerikil dan hamparan pasir jika terjadinya ombak.
“Yang kami tahu, pekerjaan itu hanya timbunan yang dinilai kurang lebih sekitar Rp 500 juta, sehingga mereka hanya membuang batu ke laut dengan harapan bisa menahan ombak” kata Stensyah.
Oleh itu ia berharap agar kedepannya, Pemerintah Kota Tidore Kepulauan, dalam melakukan perencanaan pada lokasi tersebut, dibuat seperti pembangunan timbunan yang berada di tanjung Tongowai, sehingga warga masyarakat khususnya nelayan dapat memanfaatkan tempat tersebut sebagai berlabuhnya perahu nelayan.
“Kalau musim ombak itu masyarakat ome khusunya para nelayan mereka mengeluarkan perahunya baik itu giop maupun katinting untuk berlabuh di pulau maitara, sebab pukulan ombak sangat kuat, maka besar harapan kami pekerjaan ini kalau bisa diperbaiki sehingga tidak asal-asalan dilakukan, dan tidak terkesan hanya mengejar proyek,” Tambahnya
Sayang ketika di Konfirmasi via ponsel, Kepala Dinas Pekerjaan Umum M. Ade Soleman tidak bisa di hubungi hingga berita ini diturunkan.(HD)
Discussion about this post