Waosokhi Gulo Hidup Sebatang Kara, Sering Menahan Lapar.
SUMUT KABARDAERAH.COM.
(Kepulauan Nias).- Seorang kakek di Kepulauan Nias hidup miskin dan melarat. Badannya terlihat tinggal tulang sana. Kakek itu tinggal sendirian sebatang kara di Gubuk derita tapi dia tidak pernah menerima bantuan.
Kakek ini bernama Waosokhi Gulo (78) berdomisili di dusun II, Desa Tuhegeo II, Kecamatan Gunungsitoli Idanoi, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara. Waosokhi sudah mulai nampak benar tak berdaya dan hanya bisa bertahan hidup di tempat yang sempit di rumahnya Ketika Awak Media Sumut Kabardaerah.com Menyambangi. Kamis (28/05/2020)
Kisah pilu dialami seorang kakek yang hidup sebatang kara di sebuah gubuk derita, saya merasa iba dan tersentuh oleh kehidupan sang kakek yang sudah renta, usia pun mulai senja, dan hidupnya hanya sebatang kara.
Kakek tua ini memang sangat sedih karena sepanjang kebersamaan dengan istrinya tidak dikaruniai anak, sehingga dirinya sekarang sudah pasrah. Sedangkan kondisi tempat tinggalnya sangat memprihatinkan karena dinding dan atap gubuknya tidak layak lagi.
Terpantau, Kakek tua ini Waosokhi gulo dia tinggal sendirian di mana pada saat itu sedang duduk didalam rumahnya yang sudah reot, berlantaikan tanah dan tempat tidur berpapan renggang tanpa ada kasur serta tiangnya seperti mau tumbang dan atap sudah berlobang-lobang.
Saat diajak berbicara, Waosokhi Gulo tidak bisa melayani dengan baik karena mengalami kesakitan dan feeling saja dia melakukan aktivitas sehari-hari.
Kakek tua ini mengatakan pernah menikah dengan seorang Wanita marga batee dan belum dikarunia anak. Akan tetapi, entah karena apa, pria tua ini ditinggal pergi oleh sang istri sekitar beberapa tahun yang lalu.
“Sekitar beberapa tahun lalu saya ditinggal pergi oleh istri dan kamipun belum dikaruniai anak sehingga sampai saat ini belum pernah bersatu kembali. “Sebut Waosokhi.
Mulai saat itulah Kakek tua ini hidup sebatang kara dan hanya mengharapkan belas kasihan dari para tetangganya dan segala dokumen baik Kartu KK maupun KTP atau admistrasi tidak memilikinya dan tidak pernah menerima bantuan dari pemerintah baik PKH, BPNT, BST, BLT dan bantuan lainnya selama ini.
“Sampai saat ini sejak dari dulu saya tidak pernah menerima bantuan apa-apa dari pemerintah selain uluran tangan dari pihak tetangga seperti beras dengan apa adanya dan saya terkadang tidak makan dan hanya meminum air putih saja jika tidak ada beras seperti hari ini. “Nada Kakek tua ini.
Bazatulo Laoli Selaku Tetangga yang dekat kakek tua ini Mengatakan bahwa memang saya benar kasihan melihatnya dan saya mencurigai kedepan kakek tua ini bisa meninggal akibat kelaparan dan jika Mengalami kesakitan pasti tidak ada yang mendengar beritanya karena keadaan rumah tetangga jauh sekitar Kurang Lebih setengah Kilo meter.
“Mudah-mudahan kakek tua ini bisa segera dapat dibantu oleh pemerhati baik juga pihak pemerintah dari manapun sebagai aksi sosial Kemanusiaan untuk berbagi tali kasih. Apalagi situasi pendemi Covid-19 jelas banyak bantuan yang disalurkan oleh pemerintah kepada orang yang miskin atau tidak mampu.” Ucap tetangga.
Ditambah Bazatulo Laoli khusus saudara kandung kakek tua ini sudah tidak ada lagi di kepulauan Nias karena telah merantau beberapa tahun dan tak pernah berkunjung untuk bergabung kembali.
Terpisah, saat dikonfirmasi mengenai hal ini kepada salah satu pemerintah desa setempat Ehaogo Laoli Selaku sekertaris Desa Tuhegeo II melalui saluran teleponnya, menyampaikan bahwa Waosokhi Gulo benar berdomisili di desanya dan mengenai bantuan yang diberikan kepada masyarakat yang terdampak virus corona tidak bisa disalurkan dikarenakan data kependudukannya tidak lengkap.
“Administrasi Kependudukan berupa KTP dan KK serta lainnya tidak jelas dan tidak ada. Pemerintahan desa sudah berusaha menyampaikan data tentang yang bersangkutan tetapi sampai sekarang tidak ada respon.” ucap sekdes melalui saluran teleponnya. (Yamoni Laoli).