Sumut.KabarDaerah.com Dr Sakhyan Asmara Msp semakin serius menatap agenda Pilkada Medan 2020. Segala sesuatu mulai dipersiapkannya untuk bisa berkontestasi memperebutkan kursi Wali Kota Medan, termasuk dukungan dari partai politik. Seabrek pengalamannya memimpin sejumlah instansi di pemerintahan, baik provinsi dan kementerian, serta berbagai organisasi menjadi modal besar baginya bisa mengelola Kota Medan menjadi lebih baik
Mantan Deputi Menpora Bidang Pengembangan Pemuda ini mengaku sudah berkomunikasi dengan 10 partai politik (Parpol) yang memiliki kursi di DPRD Kota Medan. Sebab, partai yang memiliki kursi akan menjadi lokomotif pertarungan karena bisa mengusung pasangan calon.
“PDIP dan Gerindra bisa mengusung sendiri, PKS harus koalisi, PAN begitu juga. Kalau ditanya sama saya mana strategis, semua strategis, tapi ada hitungan-hitungan perahu (partai) mana yang bisa konstan melaju sampai finish, gak usah kencang kali. Tapi konstan, bisa memenangkan pilkada,” ujarnya saat ditemui di kediaman pribadinya, Selasa (20/8/2019) malam.
Menurut mantan Kadispora Sumut ini, komunikasi harus dijalin dengan semua partai, dan itu sudah dilakukannya. “Dalam ilmu politik itu disebut lobi-lobi kepada partai, membangun silaturahmi sambil menawarkan gagasan dan ide. Ada yang kasih sinyal, tapi belum bisa bilang. Insya Allah jalur partai, bukan dengan jalur independen,” tegasnya.Sakhyan memprediksi setiap partai politik akan membuka pendaftaran bakal calon Wali Kota Medan. Ia berjanji akan mendaftar ke semua partai yang membuka penjaringan.
“Saya pasti mendaftar, karena berkeinginan menggunakan partai. Tapi saya punya perhitungan, bisa dilihat mana yang intens dan bersedia mengusung dengan hitungan kalau partai mengusung kita bisa menang,” tuturnya.Jaringan kepada masyarakat yang selama ini dibuatnya, tanpa disadari telah menjadi modal dasarnya untuk bisa bertarung di Pilkada Medan. Padahal, itu tidak pernah dipikirkan sebelumnya.
Apabila diberikan kepercayaan oleh partai politik, Sakhyan ingin nantinya Pilkada Medan jauh dari kata perseteruan, persaingan tidak sehat, saling menjelekkan, menganggap kawan adalah rival.”Saya beranggapan siapa yang masuk ke dalam bursa (calon wali kota) adalah kawan bersaing. Sebagai kawan tentu akan baik-baik saja. Sudah ada ketetapan itu semua dari Allah SWT, untuk apa ngotot,” paparnya.
Sebelum terlalu jauh masuk kepada kontestasi Pilkada Medan, terlebih dahulu ia ingin membuat pendidikan politik kepada masyarakat dengan mengubah pola pikir agar tidak lagi melihat isi kantong kandidat, baik pada pemilihan kepala daerah, pemilihan calon anggota legislatif dan pemilihan presiden.”Jangan lagi melihat isi kantong. Tapi, harus dilihat isi otak dan hatinya. Politik itu sebenarnya untuk kekuasaan atau kesejahteraan?” tanya dia.
“Kalau saya melihat jadi kepala daerah adalah tanggung jawab yang dibebankan kepadanya sebagai pemimpin untuk bisa mengarahkan masyarakatnya menuju kesejahteraan,” paparnya.
Dijelaskannya, kesejahteraan merupakan akumulasi dari keindahan, kebersihan, ketenangan, keteraturan, terang dan sejahtera, serta masyarakat hidup bergerak.”Bisa transaksi di mana-mana aman, aktivitas masyarakat itu nyaman. Tidak dihantui oleh macam-macam faktor, misalkan kalau jalan takut jalan berlubang, kalau hujan takut banjir, kalau jalan takut macat, kalau malam takut begal, dan itu mengurangi kenyamanan. Kalau mau berobat gak ada duit, BPJS antre panjang. Masalah kita itu,” urainya.
Kembali Sakhyan menjelaskan, kepala daerah itu baginya adalah tanggung jawab untuk mensejahterakan rakyat. Bukan hanya semata-mata kekuasaan.
“Kalau melihat kepala daerah itu hanya kekuasaan, kita tidak akan melihat apakah ia bisa menjalankan amanah itu atau tidak, yang penting kekuasaan itu bisa kita genggam, perkara bisa dilaksanakan dengan baik itu nomor dua. Jangan seperti itu,” papar Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIK) Pembangunan Medan ini.
Sakhyan meyakini seluruh masyarakat Indonesia dirisaukan adanya pergeseran kepentingan politik, yang tadinya kepentingan politik yang dilandaskan idealisme menjadi transaksional.
“Politik dulu idealisme, perjuangan itu idealisme. Bagaimana merebut kekuasaan agar idealismenya itu bisa dilaksanakan, tapi sekarang bergeser ke pragmatisme dan materialisme. Itu tidak jarang kita dengar, bahwa sinyalemen money politik (politik uang) baik dalam proses pemilihan kepala daerah maupun pemilihan legislatif. Saya bercita-cita itu, menggeser kepentingan ini dengan susah payah berjuang, untu bisa melaksanakan pilkada bermartabat dan hemat biaya,” terangnya.
Biodata Sakhyan Asmara:
Nama : DR Sakhyan Asmara MSP
Gelar Datuk Wangsa Diraja (Serdang)
TTL : Medan, 17 September 1956
Pekerjaan : Dosen Senior FISIP USU, Ketua STIK-Pembangunan
Agama : Islam
Pendidikan : S1 Komunikasi FISIPOL UGM, S2 Studi Pembangunan USU, S3 Kebijakan Publik UI
Riwayat Pekerjaan dan Jabatan :
1. Pembantu Dekan III FISIP USU (1994-2000)
2. Kepala Biro Humas Pemprovsu (2000-2001)
3. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumut (2001-2004)
4. Kepala Dinas Pendidikan Sumut (2004-2005)
5. Deputi Menpora RI Bidang Pemberdayaan Pemuda (2005-2010)
6. Staf Ahli Bidang Informasi dan Komununikasi Pemuda dan Olahraga (2010-2013)
7. Deputi Menpora Bidang Pengembangan Pemuda (2014-2016)
8. Pernah Menjabat Plt Sekretaris Kemenpora
9. Dosen FISIP USU dan Ketua STIKP Medan
Riwayat Organisasi
1. Instruktur Kader HMI Cabang Yogyakarta
2. Wakil Ketua DPD KNPI Sumut
3. Ketua Harian Pemuda Pancasila
4. Ketua MPO Pemuda Pancasila Provinsi DKI Jakarta
5. Pengurus KAHMI Nasional
6. Pengurus Nasional KAGAMA
7. Anggota Dewan Pembina Jamiatul Al Washliyah
8. Pengurus PSSI Anggota Komisi Etika
9. Wakil Ketua Umum MPN Pemuda Pancasila
10. MPO MPN Pemuda Pancasila
Sepertinya sudah saatnya partai partai politik lebih bijaksana dan cerdas didalam menentukan pilihan politiknya dengan melirik calon walikota Medan alternatif untuk kota tercinta ini dan menjatuhkan pilihan kepada Dr Sakhyan Asmara Msp berdasarkan track record yang sudah dilakoninya selama ini. Seperti diketahui Dr Sakhyan Asmara Msp mempunyai pengalaman birokrasi.,mempunyai background akademisi,Aktif di organisasi masyarakat,memiliki pergaulan dan dikenal luas,Clean and clear dari kasus korupsi selama di birokrasi ,bersih dari perilaku sosial yang menyimpang,berintegritas dan berkualitas serta memiliki fundamental keIslaman yang kokoh.Oleh karena itu mudah mudahan partai partai politik akan lebih bijaksana dan cerdas didalam menentukan pilihan politiknya untuk kemajuan kota Medan 4 tahun mendatang dengan melirik calon walikota Medan alternatif yang satu ini selain calon keluarga penguasa Bobby Nasution dan calon petahana Ir Akhyar Nasution agar kota Medan yang sama sama kita cintai ini akan lebih jauh baik dan berjaya kedepanya ..Semoga…(Askr)