Sumut.KabarDaerah.com Meski sedang menjalani masa hukuman di Rumah Tahanan Klas II B Labuhan Deli, namun tak menyurutkan niat para warga binaan pemasyarakatan (WBP) untuk menciptakan suatu karya hingga menghasilkan pundi-pundi rupiah secara halal.Lewat tangan dingin para warga binaan tersebut maka terciptalah suatu karya yang layak diberikan acungan jempol. Mereka berhasil menciptakan terobosan membuat kerajinan sapu lidi.
Ide pembuatan sapu lidi yang diilhami oleh WBP bernama Sakti Putra Nasution itu serta merta langsung mendapat dukungan dari Kepala Rumah Tahanan (Rutan) Klas II B Labuhan Deli, Nimrot Sihotang, Amd, IP, SH.Menurut Sakti Putra Nasution ide pembuatan kerajinan sapu lidi tersebut timbul atas rasa keprihatinan senasib dan sepenanggungan dalam menjalani masa hukuman di Rutan.
Tak disangka dan tidak diduga ternyata idenya itu mendapat dukungan dari WBP.. Setelah sepakat, Sakti Putra Nasution dan WBP pun menyampaikan gagasanya tersebut kepada Kepala Rutan yang saat itu langsung diaminkan oleh beliau.
” Ide membuat sapu lidi itu muncul tiba-tiba aja Bang, dengan dasar senasib dan sepenanggungan. Dan yang lebih menggembirakan lagi ternyata ide itu langsung didukung Pak Nimrot, ” kata Sakti seraya tersenyum.Menurut Sakti, dari hasil pembuatan sapu lidi tersebut dirinya memberikan upah sebesar Rp1500,’ untuk setiap satu batang sapu lidi kepada setiap WBP. Alhamdulilah jumlah pekerjanya yang kesemuanya WBP itu berkisar 20 orang.Ditanya berapa harga satu batang sapu lidi dan bagaimana cara menjual dan memasarkan produk sapu lidinya tersebut.
” Harganya bervariasi bang, mulai dari harga Rp6000-13.000, ‘ Cara menjualnya selain menjual kepada keluarga WBP yang berkunjung ke Rutan, sapu lidi itu kami jual ke daerah Titi Papan, Petisah, Tanjung Morawa dan Irian Supermarket lewat bantuan Pak Ka Rutan, ” ungkap Sakti.Sementara itu, Kepala Rutan Klas II B Labuhan Deli, Nimrot Sihotang, Amd, IP, SH mengatakan, pada prinsipnya Rutan memiliki konsep memanusiakan manusia. Oleh karna itu ketika Sakti Putra Nasution dan beberapa WBP menyampaikan ide membuat sapu lidi itu dirinya langsung setuju dan bahkan memfasilitasi mereka.
” Pada dasarnya Rutan memiliki konsep memanusiakan manusia, karna itu kita langsung mendukung ide pembuatan sapu lidi itu, ” tegas Nimrot.
Nimrot mengungkapkan, dalam hal kaitan pembuatan sapu lidi tersebut Kapolsek Medan Labuhan Kompol Rasyid sendiri sangat mengapresiasi hasil kerja para WBP. Terbukti belum lama ini Kapolsek meninjau langsung lokasi pembuatan sapu lidi yang berada di lantai tiga Rutan Klas II B Labuhan Deli, ” ungkapnya.
Saat disinggung apakah dalam hal menjual dan memasarkan produk sapu lidi hasil karya anak bangsa tersebut pihak Rutan pernah mengundang ataupun mendapat bantuan dari Pemerintah Kota (Pemko) Medan yang dalan hal ini Dinas Koperasi ataupun Dinas Kebersihan.” Kita memang belum pernah mengundang Pemko Medan apalagi mendapat bantuan dari Dinas terkait tentang bagaimana cara menjual dan memasarkan hasil karya anak bangsa warga binaan pemasyarakatan Rutan Klas II Labuhan Deli ini, ‘ tandas mantan Kepala Pengamanan Rutan Klas I Tanjung Gusta Medan itu mengakhiri.(Igun)
Discussion about this post