Sumut.KabarDaerah.com Berlokasi di Monumen Nasional Sisisngamaraja XII Jalan GM Panggabean Medan Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA) Sumatera Utara RESMI didekalarasikan, Kamis (27/8/2020). Deklarasi diawali dengan pembacaan doa oleh 6 Tokoh Pemuka agama dari FKIB (Forum Kebhinekaan Indonesia Bersatu ) yang terdiri dari Ustadz H Martono (Islam ), Pdt Hulman Tambunan SPAK,STh, Beartus Munthe, Pinandita Jro Gede Dwija I Wayan Sura S.Ag, Pandita The Cin Cay S.Ag WS, Ir Djohan Adjuan dan Chandra Bose dilanjutkan dengan mengheningkan cipta dan meletakkan karangan bunga di tugu monumen pahlawan nasional Raja Sisingamangaraja XII oleh kordinator KITA KH Maman Imanulhaq . Selanjutnya naskah deklarasi dibacakan H Agung Batahan Nasution.
Turut hadir deklarator Sumut Dr RE Nainggolan dan sejumlah tokoh agama di antaranya Ferdinandus, Syafril SH, Muhammad Ari Dalimunthe, Pandita Chandra, Ahmad Rizal. Hadir juga Lamsiang Sitompul Ketua DPP Horas Bangso Batak, Ketua panitia Jadi Pane, Indra Hutauruk dari YSKI, Anton Panggabean SE MSi dan lainnya.
Anggota DPR RI dari Fraksi PKB Maman Imanulhaq mengatakan, dipilihnya Medan jadi tempat deklarasi KITA, karena orang Medan memiliki semangat nasionalisme yang kuat. Sehingga Medan mempunyai optimisme yang kuat dan jadi kota optimisme.“Di Medan tidak ada yang dihalang-halangi, sehingga ini menjadi komitmen KITA membantu pemerintah agar negara ini lebih transparan, lebih optimisme, kita harapkan seluruh elemen bangsa itu seperti Medan. Tetap bersatu menghadapi persoalan-persoalan dan tentu semua persoalan bisa diselesaikan dengan baik,” kata Maman.
Dia mengagumi orang-orang Medan, karena Medanlah yang memberikan KITA optimisme yang tinggi. Ketika ada kelompok yang ingin membangun kelompok radikal, tapi Medan dengan tegas mengatakan kita Indonesia.Maman melihat Raja Sisingamangaraja XII harus menjadi spirit anak bangsa, bahwa negara Indonesia ini tidak mudah berdiri . “Ada tokoh-tokoh bangsa, pahlawan nasional Raja Sisingamangaraja XII yang 36 tahun berjuang untuk bangsa kita. Spiritnya itu harus dicontoh generasi muda. Masa hari ini kita harus merobek-robek Indonesia hanya karena tidak kebagian “kue” kekuasaan?” tegasnya.
Anggota DPR RI Fraksi PKB ini juga mengungkapkan bahwa KITA juga ikut mengkritisi pemerintah, tetapi secara konstruktif, dengan data, dengan kerja, bukan dengan sesuatu yang pesimistis untuk melakukan pembelahan. Karena bangsa ini sudah cukup letih di Pilpres, ada 01 dan 02. Maka, KITA tidak punya pembelahan itu. Tapi yang ada adalah KITA Indonesia, siapapun harus meletakkan itu pada konsep mencintai Indonesia.Dikatakannya, dinamika demokrasi di Indonesia selalu ada tapi soal benturan tidak akan terjadi. Karena semua pihak mencintai Indonesia. KITA bukan tandingan untuk siapapun yang punya perbedaan pendapat, tapi semua setuju apa yang disuarakan KITA adalah untuk Indonesia.Lebih lanut KITA memiliki program melakukan deradikalisasi (menetralisir faham-faham radikal), bukan dengan diskusi, tapi membuat pesantren, santri melodia terdiri dari 25 angkatan per tahun dan akan menjadi 6 tahun mereka sekolah di sini. “KITA menyediakan fasilitasnya, di dalam kurikulumnya ada nilai keagamaan yang moderat, nilai keagamaan toleran dan damai. Mereka diajarkan menulis lagu, menyanyikan lagu, menyebarkan perdamaian lewat musik dan lagu,” tuturnya.
Sementara itu, Dr RE Nainggolan mengatakan, denyut jantung KITA adalah untuk Indonesia. Indonesia yang berbhineka, berdasarlkan Pancasila dan UUD 1945, Indonesia berdasarkan NKRI yang harus semakin ditegakkan. “KITA bersatu membangun bangsa negara, mendukung pembangunan yang dilaksanakan Jokowi karena dia sungguh-sungguh membangun bangsa. Kita harus menghargai perbedaan dan perbedaan itu adalah mutu manikam dari bangsa Indonesia,” tuturnya.(As)