Sumut.KabarDaerah.com Ketua Umum Kerukunan Puak Batak Bersaudara (KPBB) Mayjen TNI (Purn) Sumiharjo Pakpahan PhD DMS menggelar Coffee Morning bersama puluhan wartawan dari berbagai media yang ada di Kota Medan, Rabu (4/8/2019) di Hotel Grand Antares Jl. SM Raja. Isu penolakan terhadap penyataan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi tentang penataan wisata ‘halal’ di kawasan Danau Toba menjadi topik pembahasan peserta kegiatan.
Turut hadir Ketua DPD KPBB Sumut Prof Dr Marihot Manullang, sekjen KPBB Ir Rustam Efendy, Sekretaris Umum DPD KPBB Sumut Lindung Pandiangan SE SH,MH dan sebagai pemandu acara Paraduan Pakpahan,SH.Ketika peserta kegiatan menanyakan tentang tanggapan KPBB tentang pernyataan Gubernur pada Kamis 22 Agustus 2019, tentang penertiban pemotongan hewan berkaki empat (babi), Mayjen Sumiharjo menyebutkan setelah pihaknya melakukan diskusi dengan Gubernur Edy Rahmayadi, bahwa yang dimaksud bukan seperti informasi yang berkembang di tengah masyarakat.
Pada bagian awal Kerukunan Puak Batak Bersaudara (KPBB) yang terbentuk dan dideklarasikan, Rabu (7/8) di Hotel Grand Anteres. Mayjen TNI (Purn) Sumiharjo Pakpahan PhD DMS sebagai Ketua Umum, CP Nainggolan SE MAP sebagai Ketua Harian dan Dr Ir Rustam Efendi Siregar MSi sebagai Sekjen akan mengadakan Porseni (Pekan Olahraga Dan Seni )di Bulan September 2019.Kegiatan Porseniakan digelar dari tanggal 14 September-28 September 2019 dan pembukaan akan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14 September 2019.
Adapun cabang cabang perlombaan yang akan diadakan dalam Porseni tersebut adalah Futsal,Catur,Makan Kerupuk,Gerak Jalan,Lari 100 M,Lomba merias pasangan,lomba vokal solo dan grup,lomba cipta dan menyanyikan mars KPBB dan lomba merangkai bunga.Adapun pendaftaran perlombaan sudah dapat dilakukan pada tanggal 13 Agustus -9 September 2019 dan tidak dipungut biaya sama sekali.
Mayjen TNI (Purn) Sumiharjo Pakpahan meminta masyarakat bersikap positif terhadap statemen Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi soal “wisata halal” di danau Toba.Hal ini dinyatakan Sumiharjo dalam kapasitasnya sebagai pribadi dan sebagai Ketua Umum DPP Kerukunan Puak Batak Bersaudara (KPBB) pada acara “coffee morning” bersama jurnalis kota Medan.”Bukan soal mendukung- tidak mendukung, tapi kita berpikir positif dalam melihat rencana pemerintah. Kalau itu yang terbaik untuk mengangkat PAD (pendapatan asli daerah) di kawasan danau Toba dan meningkatkan ekonomi kerakyatan atau taraf hidup warga di sekitar danau Toba, mengapa kita harus menolak?” tuturnya.Atas dasar itulah, Sumiharjo mengajak semua tokoh untuk memberi pengertian kepada masyarakat sekitaran danau terkait hal tersebut.
Ketika peserta kegiatan menanyakan tanggapan KPBB tentang pernyataan Gubernur pada Kamis 22 Agustus 2019, tentang penertiban pemotongan hewan berkaki empat (babi), Mayjen Sumiharjo menyebutkan setelah pihaknya melakukan diskusi dengan Gubernur Edy Rahmayadi, disebutkan bahwa yang dimaksud bukan seperti informasi yang berkembang di tengah masyarakat.Setelah menjelaskan makna ternak berkaki empat tersebut dalam adat budaya suku Batak, Mayjen Sumiharjo menekankan bahwa tujuan pernyataan itu adalah untuk penataan yang lebih bersih.”Di sana tidak ada disebutkan syariat Islam, hanya syariat. Kita sama-sama punya akses ke internet, coba buka disana apa makna syariat. Hukum atau aturan. Jadi hanya masalah pemberlakuan aturan yang mengatur, bukan membatasi,” ujarnya membenarkan penyataan Gubsu.
Di bagian penutup, Lindung Pandiangan yang juga ketua organisasi jurnalis online (JOIN), meminta wartawan yang hadir untuk memberitakan isu wisata halal ini dengan bahasa yang menyejukkan demi terjaganya kerukunan masyarakat Sumatera Utara, khususnya di kawasan danau Toba. Sekretaris Umum DPD KPBB Sumut Lindung Pandiangan SE SH,MH mengatakan bahwa pernyataan yang disampaikan Gubernur adalah untuk saling menghargai dan menjaga kerukunan di kawasan Danau Toba. “Janganlah kita menilai dengan sentimen, karena itu akan berdampak buruk,” katanya.(As)
Discussion about this post