Sumut.KabarDaerah.com Testimoni atau pernyataan dan kesaksian warga masyarakat Medan Utara dari semua kalangan dan latar belakang perlu kita dokumentasikan dalam bentuk pendapat publik,Hal ini disebabkan karena kesenjangan dan rendahnya perhatian steakholder (perencana dan pelaksana kebijakan ) mengesankan bahwa pembangunan wilayah Medan Utara seolah tidak pernah menjadi skala prioritas sejak H.Bachtiar Ja’far pensiun dari Walikota Medan.
Gagasan percepatan pembangunan tak kunjung direalisasi, diantaranya Belawan Waterpon City, Tanggul penyangga banjir ROB, Medan Islamic Centre (MIC), Jalan Lingkar Utara, Kawasan Ekonomi Khusus Seruwai, Penataan Objek Wisata Danau Siombak dan Situs Kota Cina seluruhnya berjalan lamban tanpa batas penantian.Ironinya, untuk mendapatkan fasilitas infrastruktur memadai saja warga Medan Utara harus bertarung dengan turun kejalan, begitu banyak contoh kasus yang dapat kita tarik kebelakang misalnya, bagimana warga harus memblokir jalan untuk perbaikan jalan titipahlawan, robohnya jembatan titi dua sicanang sampai sekarang masih terbengkalai, polemik pasar marelan yang tak jua mengurai kemacetan, jalan pancing martubung yang kupak kapik akibat terabaikannya tataruang, lampu jalan dan pengangkutan sampah juga masih minim, hutan mangrove yang kian habis mengakibatkan banjir semakin meluas, reklamasi pantai Belawan tak terbendung, hasilnya menyisakan konflik distribusi dana tali asih bagi mereka yang terdampak: serta masih banyak lagi masalah-masalah sosial menjadi potret buram di medan utara.
Potensi yang ada seperti daerah padat industri, megahnya BUMN Pelindo I Belawan, KIM Mabar, Pelabuhan Perikanan Gabion Belawan dan lain-lain tak berbanding lurus dengan angka pengangguran yang makin tinggi, Pengelolaan CSR cenderung tidak transparan sehingga tidak jadi solusi, ketersediaan lahan yang memadai, wilayah laut dan areal tangkap yang mudah di akses seakan belum mampu di eksplorasi untuk kesejahteraan warga Medan Utara. dan peningkatan ekonomi pun cuma jargon-jargon.
Hampir 15 tahun Masyarakat Medan Utara terpolarisasi dengan wacana Pemekaran atau Pembentukan Calon Daerah Otonom Baru (CDOB), selama tiga musim Pemilu dan Pemilukada itu, seolah daerah ini hanya menjadi komoditas politik bagi petarung yang meng-asumsikan bahwa Medan Utara adalah lumbung suara yang harus dikuasai. “entah apa dan siapa yang harus disalahkan”?.Dinamika dan resistensi berada dalam satu ruang pertarungan bagi pegiat-pegiat sosial maupun anak-anak Medan Utara yang jujur melihat ketimpangan ini. Perbedaan cara pandang menghadapi persoalan yang akut itu tak mampu merekatkan ide dan gagasan untuk memisahkan diri, dan akhirnya semangat meleleh karena tak kuasa menembus benteng birokrasi dan regulasi yang begitu kokoh.
Musim Pemilu Legislatif 2019 sudah usai, kita semua punya catatan siapa wakil-wakil kita nanti dari mulai DPRD Kota, DPRD Provinsi maupun DPR/DPD RI, Namun apakah kelak setelah dilantik komitmen mereka akan luntur pada rakyat disebabkan loyalitas nya pada partai dan pemerintah lebih mengental? “hanya waktu yang bisa menjawab”. Karena hampir mustahil percepatan pembangunan atau Pembentukan CDOB akan bisa diwujudkan kalau mereka tidak menggunakan hak-hak politik nya secara benar dan penuh untuk cita-cita besar ini.
Momentum Pilkada Medan 2020 nanti juga menjadi bahagian paling penting bagi Warga Medan Utara untuk menentukan sikap dan pilihan politik, karena pintu masuk pertama dalam proses berjenjang jalan pemekaran itu adalah syarat adminsitratif berupa rekomendasi kepala daerah kepada DPRD. dan siapa calon yang mau berkomitmen untuk merekomendasikan Pembentukan CDOB ini. “Itulah harapan kita.”
Presidium Masyarakat Medan Utara (PMMU) yang dideklarasikan pada 31 Agustus 2006 lalu mengajak Mayarakat untuk menulis dan mengirimkan TESTIMONI sebagai bahan refleksi kita bersama.
10 Testimoni terbaik diharapkan menjadi bahan diskusi dan masukan bagi semua pihak termasuk akedemisi, Eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Terima kasih dari saya: Saharuddin /Warga Medan Utara Pendiri PMMU
Thema Penulisan TESTIMONI :
1. Pembentukan Calon Daerah Otonom Baru (CDOB) Medan Utara
2. Pileg 2019, Pilkada Medan 2020 dan Dukungan Politik
3. PAD, BUMN di Medan Utara dan Konstribusinya
4. Pariwisata, Lingkungan Hidup, Kelautan dan Perikanan di Medan Utara
5. Pendidikan, Kesehatan, Tenaga Kerja dan Sumber Daya Manusia.
6. Penyakit Masyarakat, Penegakan hukum dan Kamtibmas
Syarat Peserta.
1. Usia minimal 17 Tahun ke atas dan memiliki identitas KTP/SIM/KTM dan beralamat di Medan Labuhan, Medan Belawan,Medan Deli atau Medan Marelan, menyertakan no Kontak WA yang aktif serta (akun media sosial jika ada.)
2. Diketik spasi 1,5 minimal 3 (tiga) lembar, kirimkan ke WA 085210750555 dalam bentuk Pdf dan ke-email [email protected] atau ke alamat redaksi Media Patner dengan kode #TESTIMONI_MU paling lambat jumat 13 September 2019 dan wajib dibacakan pada saat Gelar Baca Testimoni Masyarakat Medan Utara tanggal Sabtu, 14 September 2019.
3. Testimoni dilengkapi dengan data dan fakta pendukung
4. Testimoni ditulis dengan etika penulisan yang benar dan ditutup dengan memuat nama penulis serta menanda tanganinya diatas materai yang sah.
5. Seluruh testimoni yang masuk menjadi hak penyelenggara.
Catatan :
Kami akan memberikan souvenir dari Anggota DPRD Dapil 2/ DPRDSU Sumut 1 DPR/DPD RI Terpilih dan yang kebetulan mau peduli, serta uang saku masing-masing Rp. 500.000 bagi warga yang Testimoni-nya dipilih tim penilai dan di umumkan oleh Media Patner terbitan 16 Sep 2019 mendatang.Insha Allah kumpulan testimoni tersebut akan kami bukukan sebagai bahagian dari catatan sejarah KEPEDULIAN kita pada kampung halaman.
Discussion about this post