Sumut.KabarDaerah.com Bertempat di sekretariat kantor PWNU Jalan Sei Batanghari no 52 dilaksanakan Kopdar dan Silaturahmi Pengurus Pejuang Islam Nusantara Sumut.A.001 dengan tema mempererat persahabatan dalam rangka menangkal radikalisme untuk mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin,santun dan moderat.
Menurut Ketua Pejuang Islam Nusantara Sumut Ustadz Agus Rizal Islam di nusantara adalah menyuruh untuk hidup bersama-sama. Islam dengan Islam adalah ukuwah islamiah, dengan di luar Islam adalah ukuwah watoniah atau basyariah.
Impelentasi dari Islam Nusantara adalah, jika dalam ajaran agama memerintahkan sedekah, dan zikir maka diimplementasikan dalam Islam Nusantara dengan istilah tahlilan. Begitu juga perintah agama untuk bersilaturahmi, saling memberi maaf satu sama lain. Dalam Islam Nusantara dijewantahkan dengan istilah mudik dan halalbihalal.
Demikian halnya perintah agama untuk memberikan nama kepada anak dengan sebutan yang baik-baik. Ahmad, Abdullah. Nusantaranya jika di Sumatera Utara adalah Nasution, Hasibuan, Tambunan, dan lainnya. “Inilah berbagai contoh sederhana tentang pemahaman Islam Nusantara. Jadi Islam Nusantara bukanlah agama baru, tetapi penguatan khasanah budaya bangsa”,
Ustadz Agus Rizal menegaskan Islam Nusantara adalah Islam yang menghargai budaya. Karena budaya adalah fitrah. Budaya lahir melalui pikiran yang berlandas Alquran dan hadis. Jika budaya sudah menjadi kultur walaupun tidak diperintah menjadi keharusan yang harus dilaksanakan.
“Dasar inilah para pendahulu bangsa membuat kultur budaya di nusantara. Bagi Nahdlatul Ulama menyikapi budaya seperti Rasulullah menyikapinya”. Rasulullah melestarikan budaya langsung diadopsi jika sudah sesuai dengan syariat Islam. Tapi ada kalanya dimodipikasi jika sebahagian budaya belum sesuai syariat. Dicontohkan akikah sudah ada sebelum Islam datang. Namun ketika itu budaya jahiliyah terhadap akikah itu menyembelih domba, dan darah domba itu dioleskan di kepala sang bayi yang baru lahir kemudian ditabalkan namanya.Rasulullah melihat budaya ini dilihat dan dimodifikasi dengan tetap menyembelih kambing, tetapi mengoleskan darah kambing diganti dengan minyak wangi. “Inilah yang ditiru Nahdlatul Ulama dalam menghidupkan budaya-budaya di nusantara,” ujar Ustadz Agus Rizal.
Menurut Ustadz Agus Rizal budaya yang bertentangan dengan Islam dimodifikasi dalam Islam Nusantara . Zaman dahulu orang ingin menanam padi mengimplementasikan untuk meminta keselamatan dengan membawa tumpeng kecil dan jajan pasar diletakkan di pojok sawah. Dengan harapan hasil panennya melimpah dan jauh dari serangan hama penyakit.Para wali mengetahui hal ini kemudian diluruskan dengan acara tumpengan di rumah dibarengi dengan sedekah mengundang para tetangga serta membaca doa bersama dengan harapan mendapat barakah dari Allah. Jadi budaya yang belum sesuai syariat dimodifikasi.
“Inilah khasanah Islam di Nusantara yang tidak ada di negara-negara Islam lainnya. Begitu juga peringatan Maulid Nabi merupakan khasanah nusantara, yang merupakan kreativitas para ulama. Khasanah-khasanah semacam inilah yang harus terus dijaga,” tegasnya.
Disebutkan, Nahdlatul Ulama menyayangkan media sosial yang mempresentasikan Islam Nusantara dengan berbagai pemikiran yang pada akhirnya membenturkan ukuwah islamiyah. Diharapkan masyarakat lebih cerdas dalam memahami persoalan dengan berlandaskan ilmu pengetahuan dan mencari tahu dari sumber yang benar.Islam Nusantara mempunyai khasanah atau kebaikan-kebaikan tersendiri yang negara-negara lain tidak memilikinya. Maka Islam Nusantara akan tetap membawa kebaikan di tengah-tengah umat. “ Adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah, juga bagian dari nusantara. Jadi kita jangan mau dipecah belah karena persoalan pemahaman nusantara yang salah,” ujarnya.Potokol pembawa acara menyampaikan rangkaian kegiatan Kopdar dan silaturahmi Pejuang Islam Nusantara Sumut ini diisi dengan pembacaan alquran oleh Ustadz Zulfikar,menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya,menyanyikan lagu mars Pejuang Islam Nusantara dan taaruf sesama pengurus pejuang Islam Nusantara yang hadir.
Acara kopdar Pengurus Pejuang Islam Nusantara terlihat sangat menikmati acara kopdar dan silaturahmi tersebut yang dihadiri 15 orang pengurus yang terdiri dari berbagai elemen ada tokoh agama,media dan juga Caleg.Tampak hadiri diantaranya Ustadz Martono dari komunitas ACI Sumut (Aku Cinta Indonesia )Sumut,Ustadz Miftah,Ustadz Marasutan Ritonga , Budi Susanto perwakilan Alrejo dan RKLA serta Caleg PSI Emil Hardi dan juga para pengurus lainya.
Discussion about this post