Sumut.KabarDaerah.com Bertempat dilantai 7 Hotel Karibia Jalan Timor Medan tanggal 13/8/2019 dilaksanakan Bimbingan Teknis Sinkronisasi Promosi Pariwisata di Pasar Eropah yang di hadiri oleh Kepala dinas Pariwisata Sumut dan pratiksi pariwisata, pelaku industri pariwisàta dan masyarakat umum yang resmi di buka oleh Sofyan Tan, Anggota DPR RI komisi 10 yang membidangi, pendidikan, pemuda, olah raga, sejarah dan pariwisata, Selasa 13 Agustus 2019 di Hotel Karibia Medan.Dalam sambutanya Sofyan Tan mengatakan bahwa Industri Pariwisata memiliki peran besar ke dua dalam menyumbang devisa kepada negara setelah ekspor sawit, untuk itu beliau mengatakan potensi pariwisata yang selama ini belum di perdayakan harus di eksplorasi dan kembangkan, agar dapat menarik wisatawan untuk mengùnjungi destinasi destinasi wisata di indonesia, khususnya sumut, dgn hadirnya wisatawan manca negara, tentu akan membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkaan perekonomian warga di sekitar objek objek wisata tersebut.
Sofyan Tan dalam sambutannya mengatakan, Indonesia beruntung Presiden Joko Widodo memilih Menteri Pariwisata bukan berasal dari Bali sehingga fokus kebijakannya bukan hanya pengembangan Pulau Dewata saja.
“Kita ini beruntung punya Menteri Pariwisata Arief Yahya, karena beliau ini tahu betul potensi-potensi pariwisata di Indonesia. Beliau tidak hanya terfokus mengembangkan Bali, tapi justru menciptakan 10 Bali Baru dari daerah lainnya,” ujar Sofyan Tan, Sabtu (25/11).Sofyan menjelaskan, secara geografis, Sumatera Utara memiliki posisi yang sangat strategis karena berada di jalur palayaran internasional Selat Malaka yang dekat dengan Singapura, Malaysia, dan Thailand. Menurutnya, percepatan infrastruktur kunci kesejahteraan Sumatera Utara baik itu pelabuhan, bandara maupun jalan tol.”Di dalam penataan kawasan, pembangunan infraktruktur penunjang seperti hotel, restoran dan memperbanyak atraksi wisata serta peningkatan kemampuan SDM harus dilakukan Sumatera Utara,” ujar Sofyan.
Sofyan menambahkan, Sumatera Utara saat ini juga memiliki 10 proyek strategis nasional di Sumatera Utara. Salah satunya percepatan infrastruktur transportasi, listrik, dan air bersih untuk 10 kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) prioritas Danau Toba.”Pengembangan sektor pariwisata ini perlu didukung bukan hanya oleh kesiapan akses transportasi seperti bandara dan jalan, tapi perlu juga penataan kawasan, pembangunan infraktruktur penunjang. Seperti hotel, restoran dan memperbanyak atraksi wisata serta peningkatan kemampuan SDM dan tidak kalah pentingnya adalah budaya,” tutur Sofyan.Perkembangan pariwisata Indonesia terkini, lanjut Sofyan, yakni jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada Agustus 2019 mencapai 1,45 juta wisman. Dengan capaian ini optimis target 15 juta wisman akhir tahun 2019 akan terlampaui.“Pertumbuhan pariwisata Indonesia sangat tinggi. Mencapai 22,4% per tahun dan menjadi top 20 in the world. Untuk menjadi destinasi kelas dunia kami akan menggunakan standar dunia terutama unsur Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas (3A). Unsur atraksi, sudah menuju ke arah sana bahkan memiliki keunggulan terutama dalam hal alam, budaya, dan wisata buatan manusia,” tambah Sofyan.
Sofyan Tan juga mengatakan kemajuan industri pariwisata sangat di tentukan dengan situasi keamanan dan kenyamanan yang kondusif untuk itu kita semua berkewajiban untuk terus menjaga kondusifitas keamanan dan kenyamanan, selanjutnya sofyan tan juga mengatakan bahwa wisatawan dari eropah selama ini hanya mengenal pulau bali sebagai destinasi wisata di indonesia, padahal masih banyak objek objek wisata di seluruh indonesia yang belum tereksplorasi, sehingga wisatawan manca negara hanya di dominasi oleh wisatawan wisatawan dari asia.
Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Tazbir mengatakan, banyak sekali tujuan wisata yang ada di Sumatera Utara. Bahkan, masyarakat Sumatera Utara beruntung memiliki icon Danau Toba yang brand-nya sudah sangat kuat.”Apabila pemerintah Sumut serius menggarap sektor pariwisata, bukan tidak mungkin akan sesukses Bali karena Sumut punya Danau Toba. Yang perlu dilakukan pemerintah adalah bagaimana membangun sarana dan prasarana untuk kepentingan pariwisata tersebut,” ujar Tazbir didampingi Kepala Bidang Promosi Wisata Pertemuan dan Konvensi Kemenpar, Eddy Susilo.Tazbir menambahkan, apabila sarana dan prasarana sudah tersedia semua, bukan tidak mungkin pariwisata akan maju dan memberikan pendapatan daerah yang cukup besar. Tazbir menegaskan, sarana dan prasarana merupakan ruh dalam pembangunan dan menuju kejayaan, makanya pemerintah melakukan pembangunan.”Selain itu, harus ada pengembangan destinasi. Yaitu peningkatan kualitas dan kuantitas SDM pariwisata. Ini untuk meningkatkan daya saing pariwisata nasional. Lalu ada peningkatan promosi pariwisata Indonesia melalui berbagai media (digital dan konvensional) di dalam dan luar negeri,” papar Tazbir.
Kementerian Pariwisata saat ini serius mendorong pengembangan destinasi wisata potensial khususnya Sumatera Utara dan Danau Toba sebagai icon. Sebab itu, pengembangan wisata alam, budaya dan sport serta wisata MICE (Meeting Incentive Conference & Exhibition) di Sumatera Utara lebih mudah.”Danau Toba merupakan destinasi wisata yang telah dikenal sejak lama, sehingga relatif lebih mudah di-branding baik itu alamnya, budayanya, bahkan wisata MICE-nya,” pungkas Tazbir.Kementerian Pariwisata yang dikomandoi Arief Yahya mempercepat pengembangan berbagai destinasi wisata di Sumatera Utara dengan ikon Danau Toba sehingga akan makin banyak wisatawan lokal dan mancanegara berkunjung ke provinsi itu.”Provinsi Sumatera Utara memiliki banyak objek wisata yang menarik dan perlu dikembangkan, apalagi sudah terbentuk Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.Menpar Arief Yahya mengatakan, badan itu bertugas mempercepat proses pembangunan Danau Toba yang masuk dalam 10 destinasi prioritas nasional. Dengan adanya badan otoritas tersebut, ditambah dengan makin banyaknya rute penerbangan langsung menuju Bandar Udara Internasional Kuala Namu, serta Bandar Udara Silangit dan Bandar Udara Sibisa, maka jumlah wisatawan lokal dan mancanegara yang berkunjung ke kawasan itu akan bertambah.”Konsep 3A yakni Atraksi, Akses, dan Amenitas harus terus digenjot di level implementasi. Khusus untuk menambah Akses, membuka pintu lebih banyak wisman ke Indonesia. Tentu ini akan menaikkan volume wisman menuju Medan, Sumatera Utara, dengan ikon Danau Toba,” jelas Menpar Arief Yahya.
Sènada dengan Harapan Sofyan tan, Ketua Komunitas Aku Cinta Indonesia (ACI)Sumut Ustadz martono yang juga hadir pada acara tersebut mengatakan kepada awak media on line www.sumutkabardaerah.com di sela sela acara tersebut bahwa hutan indonesia yang begitu luas terbesar ke sembilan di dunia setelah argentina apalagi flora dan fauna yang ada di hutan indonesia memiliki varian dan jenis yang beraneka ragam yang jarang di miliki oleh hutan hutan yang ada di negara lain sehingga memiliki spesifik khusus dengan hutan di negara lainnya dapat menarik wisatawan eropah dengan berbagai paket paket wisata hutan tanpa merusak hutan itu sendiri, seperti berwisata dengan menikmati panorama hutan yang masih asli dgn menaiki gajah dan singgah di beberapa perkampungan untuk beristirahat dan menikmati kuliner penduduk setempat, hal ini tentu akan menambah lama waktu tinggal wisatawan asing.
ArtikelLainya
Event Sepeda 2 Kategori Memperebutkan Piala Kapoldasu Akan Di Gelar Dalam Rangka Menyambut HUT Ke 74 RI
Rencana Pembangunan Sport Centre, Islamic Centre, Dan Rumah Sakit Haji Bertaraf Internasional Dipaparkan Gubsu Edy Rahmayady Dihadapan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala BAPPENAS Prof Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dr Dadang Hartanto,SH,SIK,MSi Dan Kapolsek Patumbak Akp Ginanjar,SIK,SH Sapa Masyarakat Pada Shalat Subuh Berjemaah Di Mesjid Al Muhajirin Medan
Menurut ustadz Martono yang juga merupakan Forum Masyarakat Medan (Formed) tersebut Indonesia di kenal dengan hutan tropis yang spesifik akan mudah mengkampanyekan objek wisata hutan kepada manca negara, tetapi sangat di sayangkan hutan hutan di indonesia semakin hari semakin berkurang hal ini di sebabkan dengan perambahan dan pembakaran yang sering terjadi.Oleh karenaitu Ustadz Martono mengajak masyarakat Sumut dan juga Dinas Pariwisata Sumut untuk gencar mempromosikan objek objek wisata hutan kepada turis mancanegara sehingga akan semakin banyak wisatawan mancanegara yang akan mengunjungi Indonesia.(As)
Discussion about this post