Sumut.KabarDaerah.com Walaupun baru terbentuk dan mengadakan Muswil I DPP FKIB (Forum Kebhinekaan Tunggal Ika )Sumut langsung bergerak untuk memulai programnya demi merawat kebhinekaan dan toleransi beragama di Indonesia terutama di Sumut. Hal ini terlihat dengan diletakkanya betu pertama pembangunan enam rumah ibadah di satu lokasi seluas 2 hektar di Jalan Jati Rejo di Desa Sampali Percut Sei Tuan Deli Serdang pada hari Sabtu tanggal 6 Juni 2020 yang bekerja sama dengan Yayasan Pelatihan Moralitas Budi Pekerti Bangsa Indonesia
“Sebagai Ketua Umum DPP FKIB tentu saya merasa bangga karena rencana pembangunan enam rumah ibadah di satu lokasi ini bisa terwujud diatas tanah seluas 2 hektar setelah sebelumnya ada masalah pembebasan lahan,” kata Ketua DPP FKIB Ustadz Martono diselal sela peletakan batu pertama pembangunan 6 rumah ibafdah tersebut didampingi pembina yayasan Pelatihan Moralitas Bangsa Indonesia Ibu Erina Wongso SE dan 5 pemuka agama lainya yaitu Pendeta. Hulman Tinambunan, S.PAK. S.Th (Kristen), Beatus Munthe, M.Pd (Katolik),Pandita. Susila Sugito/ The Cin Cai, S.Ag,(Budha),Pinandita. Djro I Wayan Sura, S.Ag (Hindu),Ws. Ir. Djohan Adjuan (Konghucu.Turut serta juga dalam kegiatan tersebut Oltan Tinambunan (Penasehat FKIB)Askar Marlindo (Kabid Media Centre FKIB),Isron Sinaga (Kabid Angkatan Muda FKIB),Lambok Siahaan ( Kabid Bidang Kaderisasi FKIB),Pendeta Minar Samosir (Kabid Pemberdayaan Peranan Wanita FKIB),Moy Siburian (Kabid Pemberdayaan Anak FKIB),Hasan (Penasehat FKIB),Firdaus Tanjung (Blogger FKIB) ,Angwin (Dokumentator FKIB) dan Pendeta Sutan Siregar (Kabid Transportasi FKIB)
Enam rumah ibadah yang akan dibangun secara berdampingan tersebut yakni untuk agama Kristen , Kristen Katolik, Islam, Hindu, Budha serta Konghucu.Lebih lanjut Ustadz Martono mengatakan pembangunan enam rumah ibadah tersebut merupakan perekat untuk menjalin keharmonisan serta toleransi antarumat beragama yang sudah terjalin dengan sangat baik selama ini di daerah itu. “Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak termasuk 5 pemuka agama yaitu yang telah ambil bagian dalam rencana awal pembangunan kampung toleransi ini,” tutur Ustadz Martono.
“Kita ingin agar nilai-nilai kerukunan dan persaudaraan tetap dipupuk dan selalu terjaga erat melalui aktivitas sehari-hari,” kata Erina Wongso SE yang juga penggagas pembangunan Sekolah Budi Pekerti Bhineka Tunggal Ika tersebut..Lebih lanjut Erna Wongso SE sendiri selaku penggagas dan pembina Yayasan Pelatihan Moralitas Budi Pekerti Bangsa Indonesia sendiri menjelaskan bahwa Yayasan Pelatihan Moralitas Budi Pekerti Bangsa Indonesia sendiri adalah merupakan tempat pelatihan dan pendidikan moralitas dizigui bagi orang tua dan anak-anak. Semua pelatihannya gratis. Bagi yang ingin keluarganya belajar moralitas, ini lah tempatnya. Kenapa mesti keluarga? Karena jika hanya anak yang belajar, maka saat pengaplikasian ajaran moralitas dizigui akan bertepuk sebelah tangan. Maka sangat diharapkan partisipasi orang tua untuk bersama dengan anak-anaknya dalam mempelajari kembali dan mempraktikan ajaran moralitas dizigui dan kehidupan sehari-hari yang tentunya terjalin keharmonisan hubungan suami – istri, hubungan orang tua dan anak, hubungan persaudaraan, hubungan pertemanan, dan hubungan atasan dan bawahan.
Menurut Erina Wongso SE pembangunan 6 rumah ibadah dan juga sekolah tersebut yang berbeda agama tersebut juga menjadi benteng pertahanan iman dari pengaruh-pengaruh ideologi tertentu yang akan memecah belah persatuan antarumat di daerah ini karena pembangunan moral tidak hanya diperkuat dari sisi akademis saja namun juga sisi iman karena jika masyarakat sudah hidup rukun secara bersama-sama akan sulit dipengaruhi.Acara peletakan batu pertama tersebut terlihat penuh keakraban dan kekeluargaan dan diselingi dengan foto bersama dan makan bersama dengan para pengurus DPP FKIB Sumut dan Yayasan Pelatihan Moralitas Budi Pekerti Bangsa Indonesia (As)