Sumut.KabarDaerah.com Dosen Fisip USU Dr. H. Sakhyan Asmara, MSP yang juga dikenal sebagai mantan Deputi Menpora dan Sesmenpora yang sekarang digadang gadang sebagai calon Walikota Medan bersama Hatta Ridho, S.Sos., MSP melaksanakan Pelatihan Peningkatan Pemahaman dan Penghayatan Empat Pilar Kebangsaan Guna Mencegah Paham Radikalisme Dan Tindakan Terorisme di Kalangan Pimpinan Organisasi Kepemudaan Islam di Kota Medan tanggal 24 Juli 2019 yang lalu . Kegiatan tersebut diikuti oleh Pimpinan Organisasi Kepemudaan Islam di Kota Medan, yang dibuka oleh Ketua MPC PEMUDA PANCASILA Kota Medan.
Kegiatan tersebut merupakan awal dari kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilakukan oleh Dosen Fisip USU bersama LPPM USU yang dilanjutkan dengan kegiatan supervisi dan konsultasi. Kegiatan tersebut diikuti oleh pimpinan Organisasi Kepemudaan Islam Kota Medan, antara lain HMI, BKPRMI, PMII, GPA, HIMMAH, Pemuda Muhammadiyah, Unsur Pemuda Pancasila serta unsur Pimpinan Organisasi Kepemudaan Islam lainnya.
Sakhyan Asmara menjelaskan tentang Empat Konsensus Bernegara dilanjutkan oleh Hatta Ridho tentang Bahaya Terorisme dan Radikalisme. Dalam paparannya Sakhyan menjelaskan bahwa radikalisme sesungguhnya bukan saja di alamatkan kepada kelompok-kelompok yang sangat fundamental dan ekstreem untuk menerapkan ajaran agama tertentu. Melainkan juga radikalisme komunis yang harus perlu juga diwaspadai. Radikalisme komunis saat ini mulai terasa, oleh karena itu aktivis Pemuda Islam harus mampu menjadi benteng dalam mencegah merebaknya kembali paham komunis di Indonesia.
Sementara itu Hatta Ridho menjelaskan bahwa radikalisme dan terorisme dapat menimbulkan dampak kerugian bukan saja kehilangan nyawa dan harta benda, namun juga meracuni pemikiran (mindset) pemuda serta mencoreng nama baik agama yang simbolnya digunakan untuk menjustifikasi aksi terorisme yang dilakukan. Manusia memang diciptakan Tuhan berbeda bangsa, agama dan berbeda suku, jadi jika ada orang yang tidak bisa menerima perbedaan dan mengambil tindakan ekstrem kepada orang lain, maka hal tersebut menunjukkan bahwa orang tersebut tidak bisa menerima takdir Tuhan Yang Maha Kuasa.
Kegiatan pelatihan dan supervisi berjalan dengan baik dan lancar, peserta dapat memahami substansi dari pelatihan untuk diimplementasikan dalam kegiatan berorganisasi di lingkungannya masing-masing. Dalam kesempatan ini, pelaksana kegiatan mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya kegiatan pengabdian pada masyarakat ini.(As)